artikel akuntansi (1)

Informasi Akuntansi Diferensial

2.1. Informasi Akuntansi

Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk merubah data ekonomi menjadi informasi yang berguna. Informasi ini kemudian dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. ( Bodnan dan Hopwood, 2001:1 )

Menurut Indra Bastian dan Gatot Soepriyanto ( 2002:3 ) mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut :

“ Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi akuntansi. ”

Sedangkan Mulyadi ( 2008:3 ) mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut :

“ Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. ”

Sebelum lebih jauh menjelaskan mengenai informasi akuntansi differensial, maka perlu diketahui terlebih dahulu definisi informasi.

Mulyadi : 2000 : 11

Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu fakta, data, observasi, persepsi, atau sesuatu yang lainnya yang menambah pengetahuan. Dari sudut sistem informasi perlu dibedakan antara definisi data dan informasi. Data adalah fakta-fakta dan gambaran-gambaran yang belum dapat digunakan dalam proses pembuatan keputusan. Ditinjau dari suatu sistem informasi, Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga siap digunakan untuk membuat kesimpulan, atau argumen, atau peramalan, atau keputusan, atau tindakan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak alternatif yang tersedia.

S.Munawir (2002 : 7), menyatakan bahwa :

Definisi  akuntansi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :

a) Dari segi prosesnya, akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, pencatatan, penggolongan, pelaporan, dan penganalisisan transaksi-transaksi keuangan suatu organisasi secara sistematis. Dengan demikian akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur aktiva, bisnis, memproses informasi-informasi menjadi suatu laporan, dan mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut kepada pengambil keputusan.

b) Dari segi fungsinya, dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi antara informasi akuntansi suatu organisasi dengan pihak manajemen dan pihak-pihak yang berkempentingan diluar organisasi atau perusahaan

2.2. Informasi Akuntansi Differensial

Pihak manajemen perusahaan atau pabrik dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif yang harus dipilih. Dimana didalam pemilihan tersebut mereka memiliki ketidakpastian. Oleh karena itu, pihak manajemen membutuhkan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi. Salah satu informasi yang diperlukan didalam pengambilan keputusan tersebut adalah informasi akuntansi differensial.

Menurut Mulyadi (2001 : 17) pengertian informasi akuntansi diferensial adalah :

“ Merupakan taksiran perbedaan aktivitas pendapatan dan atau dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.”

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Halim dan Supomo (2005: 8) adalah :

“Akuntansi diferensial menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih, dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.”

Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi yang layak untuk dipertimbangkan dan akan mempengaruhi suatu pembuatan keputusan. Dalam pengambilan keputusan masa depan selalu menyangkut pemmilihan alternatif diantara alternatif yang lainnya yang bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara alternatif yang dipilih.

Informasi akuntansi differensial terdiri dari biaya, pendapatan, dan aktiva. Informasi akuntansi differensial yang hanya berkaitan dengan aktiva disebut aktiva differensial (differensial assets), dan yang hanya berkaitan dengan pendapatan disebuut pendapatan differensial (differensial revenues), dan yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya differrensial (differensial costs).

2.3 Karakteristik pendapatan differensial, biaya differensial dan laba differensial

  1. Biaya Diferensial
    1. Pengertian biaya

Menurut Mulyadi (2003:8) dinyatakan pengertian sebagai berikut :

“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk tujuan tertentu.”

Lebih lanjut dijelaskan, biaya didefinisikan sebagai jumlah yang diukur dalam satuan uang, yakni pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk kontan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham, jasa yang diserahkan atau kewajiban yang ditimbulkan, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa yang diperoleh atau akan diperoleh.

  1. Biaya Diferensial

Biaya diferensial didefinisikan oleh Halim dan Supomo (2005:70) sebagai berikut:

“Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain.”

Sedang Mulyadi (2001:118) mengatakan :

“Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif-alternatif.”

Berdasarkan pendapat diatas, bahwa dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya diferensial memiliki 2 karakteristik utama, yaitu (1) biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang (2) biaya diferensial merupakan biaya yang berbeda diantara satu kondisi dengan kondisi yang lain.

  1. Pendapatan Diferensial
    1. Pengertian Pendapatan

Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2002:232) mengemukakan bahwa:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan selama periode tertentu bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, pendapatan adalah pertambahan dalam modal yang bukan diakibatkan oleh pertambahan modal dari pemilik, melainkan dari kegiatan bisnis perusahaan.

  1. Pengertian Pendapatan Diferensial

Halim dan Supomo (2005:76) mengatakan :

“Pendapatan diferensial merupakan pendapatan yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain.”

Pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat yang dikemukanan Samryn (2001:279), yaitu :

“Pendapatan diferensial yaitu suatu perbedaan atau selisih pendapatan antara dua alternatif umumnya berupa atau suatu kenaikan atau tambahan pendapatan karena memilih incremental revenue suatu alternatif.”

Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan diferensial adalah informasi masa yang akan datang yang berupa pendapatan yang berbeda pada alternatif keputusan dengan alternatif keputusan yang lain.

  1. Laba Diferensial

Menurut Supriyono (2000:275) adalah sebagai berikut:

“Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif yang mungkin dipilih.”

Besarnya laba differensial dinyatakan dengan rumus :

Laba differensial   =  Pendapatan differensial – Biaya differensial

Pedoman untuk menentukannya dengan tiga macam cara berikut :

  1. Jika alternatif keputusan mempunyai pendapatan differensial dan biaya differensial yang berbeda, maka laba differensial adalah sebesar selisih antara pendapatan differensial dengan biaya differensial.
  2. Jika pendapatan pada alternatif keputusan besarnya sama, maka laba differensial adalah sebesar biaya differensialnya yaitu penghematan biaya antara alternatif yang satu dibandingkan dengan alternatif lainnya.
  3. Biaya pada alternatif keputusan besarnya sama, maka laba diferensial adalah sebesar pendapatan diferensialnya yaitu perbedaan antara pendapatan pada alternatif yang satu dibandingkan dengan pendapatan pada alternatif lainnya.

Laba masa lalu atau laba yang akan datang namun tidak berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih bukan merupakan differensial dan oleh karena itu tidak differensial untuk dipertimbangkan didalam pembuatan keputusan.

2.4. Manfaat Informasi Akuntansi Differensial Dalam Pengambilan Keputusan

Setiap perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan untuk mewujudkan ini peranan manajemen sangatlah penting. Manajemen bertanggungjawab untuk mengambil keputusan-keputusan yang penting dalam perusahaan. Dalam pengambilan keputusan tersebut manajemen sering dihadapkan pada beberapa alternatif tindakan  yang harus dipilih salah satunya. Dalam memilih alternatif tindakan yang terbaik manajemen membutuhkan informasi-informasi yang relevan dan salah satu informasi yang relevan adalah informasi akuntansi diferensial.

Salah satu pengambilan keputusan tersebut sering terjadi pada perusahaan pengelolaan yang mempunyai fasilitas produksi yang menganggur sehingga menimbulkan pemikiran untuk menerima pesanan khusus produk dari pihak luar. Atau sebaliknya perusahaan selama ini meolak pesanan khusus karena dirasa kurang efisien dan biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan yang diterima. Pengambilan keputusan ini dilihat dari analisis perbandingan biaya yang dikeluarkan jika menerima atau menolak pesanan khusus.

Krismiaji (2002 : 67 ), mengemukakan bahwa:

Kadang-kadang perusahaan perlu melakukan deskriminasi harga untuk memperoleh keuntungan maksimal atau untuk menekan kerugian. Namun kebijakan ini hanya dilakukan pada kondisi khusus, yaitu jika perusahaan memiliki kapasitas menganggur. Jika sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksi yang menganggur, maka perusahaan dalam kondisi yang tidak optimal, karena perusahaan mengeluarkan biaya tetap tersebut untuk mengurangi kerugian ini, perusahaan dapat memanfaatkannya dengan menerima pesanan khusus. Dengan kata lain, pesanan khusus biasanya diterima untuk memanfaatkan fasilitas yang masih menganggur. Selain itu, perusahaan hanya melayani pesanan khusus ini untuk pelanggan tertentu saja karena harga yang ditetapkan untuk pesanan ini biasanya dibawah harga pasar. Jika pesanan ini tidak dibatasi, maka kebijakan diskriminasi harga ini justru akan merusak pasar reguler.

Jadi berdasarkan uraian diatas, jika perusahaan ingin memanfaatkan kapassitas yang menganggur maka berdasarkan analisis informasi akuntansi diferensial, keputusan manajemen yang paling tepat adalah menerima atau menolak pesanan khusus produk yang berpengaruh dalam peningkatan aba perusahaan.

2.5. Peranan Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan

Informasi akuntansi bukan satu-satunya jenis informasi differensial yang digunakan dalam pembuatan keputusan. Dengan kata lain, informasi akuntansi hanya merupakan salah satu informasi differensial yang harus dipertimbangkan. Jika manjer memilih salah satu alternatif diantara berbagai alternatif penyelesaian masalah maka sebenarnya mereka mengambil resiko, karena alternatif yang dipilih tersebut mungkin bukan alternatif terbaik atau bahkan alternatif tersebut mungkin tidak dapat memecahkan masalah yang ada.

Pembuatan keputusan mempertimbangkan informasi yang sifatnya subyektif dan informasi yang  sifatnya obyektif. Informasi subyektif adalah informasi yang diberikan oleh pihak tertentu atas dasar pengalaman. Informasi subyektif fungsinya sebagai suplemen informasi obyektif. Informasi obyektif adalah informasi yang disusun atas dasar teknik-teknik yang logis atau oleh pihak yang ahli. Informasi akuntansi merupakan salah satu informasi obyektif sehingga informasi akuntansi dapat menambah pengetahuan pembuatan keputusan dan dapat mengurangi resiko. Informasi akuntansi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan minimal harus mempunyai tiga karakteristik penting sebagai berikut :

  1. Differensial

Bahwa informasi akuntansi harus dapat digunakan dalam mempertimbangkan masalah-masalah atau keputusan-keputusan yang dihadapi manajemen. Untuk memperoleh informasi yang differensial diperlukan biaya, sehingga informasi differensial erat kaitannya dengan konsep biaya-manfaat. Konsep biaya-manfaat berarti bahwa manfaat informasi harus lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk memperoleh informasi.

  1. Tepat waktu

Bahwa informasi differensial tersebut harus dapat disajikan tepat waktu. Informasi terlambat disajikan dapat mengakibatkan menjadi usang sehingga tidak dapat digunakan untuk pembuatan keputusan karena kesempatan yang ada sudah dimanfaatkan.

  1. Teliti

Merupakan salah satu karakteristik penting karena informasi yang tepat waktu sering kali mengabaikan ketelitian informasi sehingga tidak banyak manfaatnya untuk pembuatan keputusan. ( Supriyono, 1992 : 270-271 )

2.6 Pengertian Biaya

Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah :

“ Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi  untuk tujuan tertentu.

Menurut Sunarto (2003 : 4) menyatakan bahwa pengertian biaya yaitu :

“Biaya Merupakan harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan “.

2.6.1 Macam Biaya

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh sebab itu dalam perusahaan manufaktur biaya dikelompokkan menjadi tiga kelompok, menurut Mulyadi (2005 : 14), Biaya produksi dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Biaya produksi

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.

  1. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual

  1. Biaya administrasi umum

Merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk

2.6.2 Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

Menurut Mulyadi (2005 : 13) terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya, yaitu :

  1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misal, nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”.

  1. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Dalam perusahaan industri, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :

  1. Biaya produksi
  2. Biaya pemasaran
  3. Biaya administrasi dan umum
  1. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :

  1. Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diindentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai.

  1. Biaya Tidak Langsung (Inderect Cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya ini tidak mudah diindentifikasi dengan produk tertentu.

  1. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan

Dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :

a)      Biaya variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, contohnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

b)      Biaya semi variabel

Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

c)      Biaya semi fixed ( semi tetap )

Biaya yang tetap untuk kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

d)     Biaya tetap

Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar kegiatan tertentu.

  1. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua :

Pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.

Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender)

Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

2.7 Penentuan Harga Pokok Produksi dan Total Harga Pokok menurut Variabel Costing

Mulyadi (2003 :83), perencanaan dan pengendalian biaya serta data relevan untuk pengambilan keputusan, mendefinisikan penentuan harga pokok variabel sebagai berikut :

Variabel costing merupakan penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Sedangkan total harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel ditambah dengan biaya non produksi variabel ( Biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum ) dan biaya tetap ( biaya overhead pabrik tetap, biaya pamasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap ).

Dengan demikian harga pokok produksi dan harga pokok produk dapat diuraikan sebagai berikut :

Biaya bahan baku                                xxx

Biaya tenaga kerja langsung               xxx

Biaya overhead pabrik                        xxx +

Harga Pokok Produksi xxx

Biaya administrasi dan umum variabel                       xxx

Biaya pemasaran variabel                                            xxx

Biaya overhead pabrik tetap                                       xxx

Biaya administrasi dan umum tetap                            xxx

Biaya pemasaran tetap                                                xxx +

Total Harga Pokok Produk xxx

2.8. Laporan Laba Rugi menurut Variabel Costing

Mulyadi (2003:83), Laporan laba-rugi menurut variabel costing lebih

menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

Dalam laporan rugi laba variabel costing tersebut biaya tetap disajikan dalam satu kelompok sendiri yang harus ditutup dari laba kontribusi margin yang diperoleh perusahaan sebelum timbul laba bersih.

Dengan menyajikan semua biaya tetap dalam suatu kelompok tersendiri, manajemen dapat memusatkan perhatian pada perilaku biaya tetap ini dan dapat melakukan pangawasan terhadap biaya tersebut, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Untuk memperjelas laporan laba rugi menurut variabel costing dapat diuraikan sebagai berikut :

Hasil Penjualan                                                                                   xxx

Biaya variabel :

Persediaan awal                                              xxx

Biaya bahan baku                                            xxx

Biaya tenaga kerja                                           xxx

Biaya overhaed pabrik variabel                       xxx +

Harga pokok produksi siap dijual xxx

Persediaan akhir                                                                      xxx –

Harga pokok penjualan variabel xxx

Biaya administrasi umum variabel                                          xxx

Biaya pemasaran variabel                                                        xxx +

Total biaya variabel xxx –

Laba kontribusi xxx

Biaya tetap :

Biaya overhead pabrik tetap                           xxx

Biaya pemasaran tetap                                    xxx

Biaya administrasi dan umum tetap               xxx +

Total biaya tetap xxx –

Laba bersih xxx

Tinggalkan komentar